Kamis, Februari 14, 2013

EKSPRESI CINTA SESAT, DAN SESAAT

FEBRUARI adalah bulan yang spesial bagi sebagian besar orang. Di dalamnya terdapat sebuah momentum yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh penduduk dunia, tak terkecuali penduduk di Indonesia. Momentum tersebut adalah valentine day (hari kasih sayang) yang disepakati dan diperingati oleh penduduk dunia secara global pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya.

Valentine day adalah moment spesial yang paling ditunggu-tunggu khususnya oleh para remaja di seluruh dunia. Sebab hari itu dianggap oleh sebagian besar remaja sebagai moment yang pas untuk mencurahkan rasa sayang kepada pasangannya masing-masing. Valentine day adalah sebuah moment yang seringkali di identikkan para remaja dengan jalan-jalan berdua dan saling tukar kado, entah itu berbentuk sepotong cokelat, setangkai bunga, boneka dan lain sebagainya.  Hal ini seakan menjadi sebuah keharusan bagi sebagian besar orang, khususnya remaja yang berlomba-lomba hendak menyenangkan pasangannya.

Euphoria valentine day sampai saat ini sepertinya masih menjadi sebuah kesepakatan bersama yang harus diperingati setiap tahun oleh sebagian besar remaja. Mindset para remaja seakan telah terprogram secara otomatis untuk memperingati 14 Februari sebagai hari untuk mengungkapkan kasih sayang. Namun seringkali kita menemukan banyak diantara para remaja itu menyalahgunakan moment valentine day
sehingga menimbulkan efek negatif bagi remaja itu sendiri.

Tak sedikit kasus-kasus yang menerpa para remaja sebagai akibat penyalahgunaan moment hari kasih sayang ini. Melalui razia-razia yang dilakukan oleh aparat kepolisian, banyak para remaja yang tertangkap tangan karena menjadikan valentine day sebagai  ajang untuk meluapkan kasih sayang dengan cara yang tidak benar. Bahkan tak hanya moment valentine day saja, hari-hari biasa pun banyak remaja yang terjaring razia aparat kepolisian karena kedapatan sedang berduaan di tempat-tempat gelap, pantai, bahkan sampai pada taraf yang mengerikan yakni melakukan hubungan seks bebas.

Cinta sesat dan sesaat
Seks bebas merupakan salah satu perilaku negatif yang sering terjadi akibat penyimpangan terhadap perayaan valentine day. Dengan dalih sebagai pembuktian rasa cinta dan sayang kepada pasangannya, di hari valentine banyak kaum remaja yang terjebak pada perilaku menyimpang tersebut. Tidak sedikit remaja yang mengekspresikan rasa cinta dan sayang mereka dengan melakukan seks bebas. Tidak hanya pada saat valentine day saja, namun kita kerap mendapatkan berita sering terjadinya seks bebas di kalangan remaja bahkan di luar moment valentine day sekalipun. Hal ini tentu saja menjadi persoalan yang cukup mengkhawatirkan, mengingat di usia para remaja yang relatif masih muda, seks bebas sudah kian merajalela. 

Seks bebas adalah salah satu  kenakalan remaja yang harus mendapat perhatian serius dari semua kalangan, sebab kasus seks bebas merupakan kasus yang sangat memprihatinkan. Menurut data hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia, yang di rilis oleh Majalah Kartini edisi 14 Juni 2012, terlihat data kenakalan remaja yang cukup mencengangkan. Dari survei tersebut didapatkan data sebesar 93,7 persen remaja pernah berciuman, dan 62 persen remaja di Indonesia pernah berhubungan intim.

Dan fakta lainnya yang juga sangat mencengangkan yaitu terdapat sekitar 21,2 persen remaja putri di Indonesia pernah melakukan aborsi akibat hamil di luar nikah. Fakta ini sangatlah mengejutkan sekaligus menarik untuk dicermati, mengingat fenomena seremonial cinta yang sesat dan sesaat ini sudah semakin parah menggerogoti kehidupan para remaja kita. 

Apabila seremonial cinta yang sesat dan sesaat ini dibiarkan terus menerus tanpa adanya upaya penanggulangan, bukan tidak mungkin moral generasi muda Indonesia akan hancur lebur di masa yang akan datang.

Hakikat kasih sayang
Meskipun kenakalan remaja tersebut tidak serta merta sepenuhnya disebabkan oleh valentine day, namun momentum ini sedikit banyak ikut ambil bagian mempengaruhi, memberikan peluang, dan menyumbang terjadinya perilaku menyimpang di kalangan remaja. Persepsi para remaja kita yang menganggap bahwa valentine day adalah ajang untuk mengekspresikan rasa sayang kepada pasangan masing-masing berpotensi dipelintirkan oleh remaja itu sendiri ke arah perilaku yang tidak benar seperti seks bebas.

Perlu kita garis bawahi bahwa mengekspresikan rasa cinta dan sayang pada hakikatnya jangan hanya dijadikan sebagai seremonial sesaat atau pada saat moment-moment tertentu saja. Akan tetapi mengekspresikan rasa kasih sayang harus dimaknai sebagai rasa yang harus kita berikan secara berkelanjutan kepada setiap orang yang kita sayangi, setiap saat, dan di setiap tempat. Kepada Tuhan kita, pemimpin kita, orangtua kita, saudara dan keluarga kita, teman-teman kita, lingkungan kita, bahkan rasa kasih sayang tersebut perlu kita curahkan kepada semua makhluk hidup, tak terkecuali kepada musuh-musuh kita sekalipun.

Banyak hal yang semestinya dapat kita lakukan untuk mengekspresikan rasa cinta dan sayang kita ini dengan cara yang benar kepada orang-orang yang kita sayangi.

Ekspresi kasih sayang tidak harus di simbolisasi dengan sepotong cokelat, setangkai bunga, atau bahkan sebuah boneka dengan nuansa pink dimana-mana. Sebab apalah artinya sebatang cokelat, setangkai bunga, ataupun kado-kado lainnya jika ternyata kasih sayang yang diberikan adalah kasih sayang yang semu, yang hanya diberikan pada saat moment valentine day itu saja. Sedangkan hari-hari berikutnya jauh dari rasa cinta dan sayang itu, kembali ke tabiat asal pribadi masing-masing. Berkasih sayang yang benar tak sekedar dilakukan pada saat moment-moment tertentu saja, namun haruslah dilakukan setiap hari dan setiap saat. Dengan melakukan hal-hal kecil yang dapat menyenangkan orang lain saja sebenarnya sudah dapat dikatakan sebagai ungkapan kasih sayang yang benar. Kasih sayang juga harus diungkapkan pada waktu yang tepat, dan tidak hanya sebatas kepada pasangan kita saja, namun berkasih sayang juga harus kita lakukan kepada semua makhluk hidup.

Sebab dengan berkasih sayang  dengan semua makhluk hidup, secara tidak langsung kita telah memperpanjang siklus mata rantai kehidupan di alam semesta. Itulah hakikat kasih sayang yang sebenarnya, bukan hanya diberikan kepada satu orang tertentu saja namun kepada semua makhluk. Kasih sayang yang menembus batas ruang dan waktu, bahkan tempat. Bukan hanya dengan sebatang cokelat, setangkai bunga, ataupun ucapan mesra, namun lebih dari itu harus diikuti dengan perbuatan nyata yang positif. Selalu berkasih sayang dengan hal-hal yang positif dan menghadirkan manfaat, bukan malah sebaliknya mendatangkan malapetaka.

Oleh sebab itu, jangan sampai momentum valentine day ini justru menjadi malapetaka penghancur moral remaja yang notabene nya sebagai iron stock, generasi penerus bangsa kita. Akan tetapi justru seharusnya dijadikan sebagai ajang untuk meluruskan dan mewujudkan cara berkasih sayang yang sesuai dengan koridor kebenaran. Sebagai remaja, kita harus mampu memilih dan memilah cara berkasih sayang yang benar, yang tentunya menimbulkan kebermanfaatan untuk pribadi dan lingkungan kita.

Kita harus mampu menghadirkan dan memastikan cara berkasih sayang yang tepat, tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam agama dan masyarakat kita. Jangan sampai budaya valentine day yang berasal dari kebudayaan barat tersebut menghancurkan budaya ketimuran bangsa kita yang santun dan beretika.

*sumber: bangkapos.com

Tidak ada komentar:

:) :( ;) :D ;;-) :-/ :x :P :-* =(( :-O X( :7 B-) :-S #:-S 7:) :(( :)) :| /:) =)) O:-) :-B =; :-c :)] ~X( :-h :-t 8-7 I-) 8-| L-) :-a :-$ [-( :O) 8-} 2:-P (:| =P~ :-? #-o =D7 :-SS @-) :^o :-w 7:P 2):) X_X :!! \m/ :-q :-bd ^#(^ :ar!

Posting Komentar