Senin, April 15, 2013

SIRIUS, Bintang Paling Terang di Langit Malam

Sirius, pertama kali mendengar kata ini dari sebuah film yang diadaptasi dari sebuah novel fenomenal "Surat Kecil Untuk Tuhan". Ada sebuah kalimat yang membuat saya sangat penasaran dengan Sirius, kira-kira seperti ini "Aku ingin seperti bintang sirius yang tetap bersinar terang walau langit tertutup awan, akan selalu menjadi paling terang walau aku tahu itu artinya membutuhkan energi yang lebih besar sehingga akan mengurangi usia ku". Kalimat yang sangat menyentuh menurutku, mengandung filosofi yang amat dalam. Dari sana aku mulai mencari tahu mengenai bintang Sirius. Sebetulnya saya lebih dahulu mengenal Orion maupun Bellatrix, namun mendengar Sirius, entah mengapa berhasil membuat saya “jatuh hati”, terlebih setelah tahu ternyata Sirius juga disebutkan dalam Al Qur’an dengan sebutan Syi’ra, yang terdapat dalam surat An Najm ayat ke-49. Subhanalloh.. 
Oke.. saya akan kutipkan hasil pencarian saya tentang Sirius, cekidot:


Sirius (α CMa / α Canis Majoris / Alpha Canis Majoris) adalah bintang paling terang di langit malam, dengan magnitudo tampak −1.47. Bintang ini terletak di rasi Canis Major dan merupakan sistem bintang ganda dengan komponen primer bintang deret utama kelas A dan komponen sekunder sebuah katai putih.

Sirius dapat dilihat hampir di semua tempat di permukaan Bumi kecuali oleh orang-orang yang tinggal pada lintang di atas 73,284° utara. Saat terbaik untuk dapat melihat bintang ini adalah sekitar tanggal 1 Januari, dimana dia mencapai meridian pada tengah malam.

Pada kondisi yang sesuai, Sirius dapat dilihat dengan mata telanjang saat Matahari masih berada di atas horison. Ketika berada di atas kepala, bintang ini dapat dilihat pada kondisi cuaca sangat bersih, asalkan pengamat berada di tempat yang tinggi, dan posisi Matahari cukup rendah.

Nama bintang ini berasal dari bahasa Yunani Σείριος (Seirios, yang berarti "menyala-nyala" atau "amat panas"). Sebagai bintang paling terang di rasi "Anjing Besar", seringkali disebut juga sebagai "Bintang Anjing".

Nama Latin untuk bintang ini adalah Canicula ("anjing kecil") dan dalam bahasa Arab: الشعرى, aš-šyi‘rā dalam astronomi Islam, dimana nama alternatif Al Shira diturunkan. Dengan nama aš-šyi‘rā, bintang ini disebut dalam Al-Quran Surah An-Najm ayat 49, yang berbunyi : ... dan bahwasanya Dialah yang Tuhan (yang memiliki) bintang syi'ra.

Dalam bahasa Sanskerta, bintang ini dikenal sebagai Mrgavyadha ("pemburu rusa") atau Lubdhaka ("pemburu"). Sebagai Mrgavyadha, Sirius melambangkan Siwa.

Dalam Bahasa Tionghoa bintang ini dikenal sebagai bintang serigala langit atau (satu bintang di rasi) Serigala di Langit. (Bahasa Tionghoa dan Jepang: 天狼; Bahasa Korea: 천랑; Romanisasi Tionghoa: Tiānláng; Romanisasi Jepang: Tenrō; Romanisasi Korea: Cheonlang) dalam Rumah Jǐng (井宿) (rasi Tionghoa yang merupakan bagian dari rasi Gemini modern), sementara nama dalam bahasa pasar Jepang untuk bintang ini adalah 青星 (Aoboshi, "bintang biru").

Sirius adalah salah satu sistem bintang terdekat dengan Bumi pada jarak 2,6 parsec atau 8,6 tahun cahaya. Tetangga terdekatnya adalah sistem bintang Procyon, pada jarak 1,61 parsec atau 5,24 tahun cahaya.

Sirius A adalah sebuah bintang deret utama dengan kelas spektrum A0 atau A1 dan memiliki massa sekitar 2,1 Matahari. Pasangannya, Sirius B, adalah bintang yang sudah berevolusi dari deret utama menjadi katai putih. Kedua bintang ini mengorbit satu sama lain pada jarak sekitar 20 AU (hampir sama dengan jarak Matahari dan Uranus) dengan periode orbit mendekati 50 tahun. Orbit tersebut dapat membuat Sirius B kadang berada di depan Sirius A sehingga luminositas total keduanya menurun sebentar. Karena alasan ini, sistem Sirius diperhitungkan sebagai bintang ganda gerhana.

Katai putih tipikal memiliki massa 0.5–0.6 massa matahari. Dengan massa hampir sama dengan Matahari, Sirius B adalah salah satu katai putih termasif yang diketahui. Massa tersebut terkandung hanya dalam volume yang sebanding dengan Bumi. Katai putih hanya terbentuk setelah bintang melewati tahap deret utama dan raksasa merah. Dua tahap tersebut telah dilalui Sirius B kurang dari setengah usianya sekarang, sekitar 120 juta tahun yang lalu. Bintang awalnya diperkirakan memiliki massa 5 massa matahari dengan kelas spektrum B7V ketika berada di deret utama.


Ketika berada pada tahap raksasa merah, Sirius B boleh jadi memperkaya metalisitas Sirius A. Inilah yang menjadi sebab kelimpahan logam Sirius A lebih tinggi dari harga normal (metalisitas dikatakan normal jika sama dengan harga yang dimiliki Matahari). Sirius A diperkirakan akan kehabisan bahan bakar hidrogen di intinya dalam satu miliar tahun lagi. Setelah itu ia akan menempuh tahap raksasa merah sebelum akhirnya akan menjadi katai putih juga.

Ketika pengertian-pengertian tertentu yang disebutkan dalam Al Qur’an dikaji berdasarkan penemuan-penemuan ilmiah abad ke-21, kita akan mendapati diri kita tercerahkan dengan lebih banyak keajaiban Al Qur’an. Salah satunya adalah bintang Sirius (Syi’ra), yang disebut dalam surat An Najm ayat ke-49:
 
dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi’ra (QS. An Najm, 53: 49)

Impresi artis mengenai Sirius A dan Sirius B. Sirius A adalah bintang yang lebih besar. (Kredit: NASA)
Kenyataan bahwa kata Arab “syi’raa” yang merupakan padan kata bintang Sirius, muncul hanya di Surat An Najm (yang hanya berarti “bintang”) ayat ke-49 secara khusus sangatlah menarik. Sebab, dengan mempertimbangkan ketidakteraturan dalam pergerakan bintang Sirius, yakni bintang paling terang di langit malam hari, sebagai titik awal, para ilmuwan menemukan bahwa ini adalah sebuah bintang ganda. Sirius sesungguhnya adalah sepasang dua bintang, yang dikenal sebagai Sirius A dan Sirius B. Yang lebih besar adalah Sirius A, yang juga lebih dekat ke Bumi dan bintang paling terang yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Tapi Sirus B tidak dapat dilihat tanpa teropong.

Bintang ganda Sirius beredar dengan lintasan berbentuk bulat telur mengelilingi satu sama lain. Masa edar Sirius A dan B mengelilingi titik pusat gravitasi mereka yang sama adalah 49,9 tahun. Angka ilmiah ini kini diterima secara bulat oleh jurusan astronomi di universitas Harvard, Ottawa dan Leicester. Keterangan ini dilaporkan dalam berbagai sumber sebagai berikut:

Sirius, bintang yang paling terang, sebenarnya adalah bintang kembar… Peredarannya berlangsung selama 49,9 tahun.

Sebagaimana diketahui, bintang Sirius-A dan Sirius-B beredar mengelilingi satu sama lain melintasi sebuah busur ganda setiap 49,9 tahun.

Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah garis edar ganda berbentuk busur dari dua bintang tersebut yang mengitari satu sama lain.

Namun, kenyataan ilmiah ini, yang ketelitiannya hanya dapat diketahui di akhir abad ke-20, secara menakjubkan telah diisyaratkan dalam Al Qur’an 1.400 tahun lalu. Ketika ayat ke-49 dan ke-9 dari surat An Najm dibaca secara bersama, keajaiban ini menjadi nyata:

... dan bahwasanya Dialah Tuhan (yang memiliki) bintang Syi’ra (QS. An Najm, 53: 49)

... maka jadilah dia dekat dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). (QS. An Najm, 53: 9)

Penjelasan dalam Surat An Najm ayat ke-9 tersebut mungkin pula menggambarkan bagaimana kedua bintang ini saling mendekat dalam peredaran mereka. (Wallaahu a’lam). Fakta ilmiah ini, yang tak seorang pun dapat memahami di masa pewahyuan Al Qur’an, sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur’an adalah firman Allah Yang Mahakuasa.

Kesimpulan:
  1. Bintang Sirius memiliki cahaya yang indah dan paling terang diantara bintang-bintang.
  2. Posisinya berada dibawah rasi bintang Orion (dulu disebut orang Jawa dengan Waluku yang merupakan penanda musim tanam).
  3. Jika dilihat dengan teropong yang cangging dapat dilihat bahwa bintang itu merupakan dua bintang yang berdekatan.
  4. Satu putaran bintang Sirius memakan waktu 49,9 tahun.
  5. Bintang ini disebutan dalam Al Qur'an dalam surat An Najm dengan nama Syi'ra dalam dua ayat yaitu ayat ke 49 dan ayat ke 9. Mungkin dua ayat QS An Najm yaitu 49 dan 9 ini menggambarkan keadaan bintang Sirius yang terdiri dari dua bintang dan mempunyai waktu orbit 49,9 tahun dengan lintasan seperti busur panah yang berpasangan (Wallohualam).
  6. Saat terbaik untuk dapat melihat bintang sirius adalah sekitar tanggal 1 Januari, dimana dia mencapai meridian pada tengah malam.
  7. Pada kondisi yang sesuai, Sirius dapat dilihat dengan mata telanjang saat Matahari masih berada di atas horison. Ketika berada di atas kepala, bintang ini dapat dilihat pada kondisi cuaca sangat bersih, asalkan pengamat berada di tempat yang tinggi dan posisi matahari cukup rendah.

Mungkin hanya itu dulu yang bisa saya simpulkan, tulisan diatas dikutip dari Harun Yahya dan Wikipedia, dan sumber-sumber lain yang terpisah-pisah.
Terima kasih atas kunjungannya..

Semoga kita dapat mengambil nilai positif dari Bintang paling terang ini, Sirius.. :)

2 komentar:

  1. eh, aku baru nyadar soal syra :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. lanjutkan lagi bacanya jeng, ada yang namanya Ats-Tsurayya, baru tau juga kan? sok atuh.. hehe.. http://mentarihujanpelangi.blogspot.com/2013/04/pleiades-gugusan-bintang-yang-mempesona.html#more

      Hapus